Starbucks Barista Championship – Indonesia 2022

Hadiannisa Cahyani (Starbucks Gajah Mada Semarang)

Barista cantik yang biasa dipanggil Kaiya ini sudah bergabung di Starbucks sejak 2019. Ia merupakan perwakilan Region 3 dan dengan bangga membawa harum kota Semarang di kompetisi ini. Sifat impulsifnya dalam mengambil tantangan dari salah satu sahabat yang juga partner membawanya jauh untuk membuktikan diri di kompetisi.

Tak disangka, setelah melewati seleksi, ia malah menyadari jika ternyata harapan semua orang bisa dilaluinya dengan memberikan yang terbaik.

Di SBC tahun ini, Kaiya mengangkat “Identitas” sebagai tema besar – di mana ia mulai menyadari bahwa jati dirinya sebagai warga Indonesia dari kecil hingga dewasa ternyata sejalan dengan nilai-nilai yang ia jalankan ketika menjadi barista di Starbucks. Uniknya, dia menyanyikan lagu Padang Bulan dari Jawa Tengah sambil ber-latte art. Barista yang pernah tinggal di Jerman selama 5 tahun ini tidak pernah merasa kehilangan jati dirinya dan bangga mengangkat kopi Sumatra Kerinci  dengan teknik pour over dalam kompetisi.

Untuk signature beverage, ia terinspirasi dari minuman khas Jawa Tengah, Legen, yang dicampur dengan kopi. “Legend of Nusantara” – begitu ia memberi nama minuman tersebut, memiliki cita rasa manis dan asam, dengan rasa creamy di akhir. Uniknya, barista pecinta Americano ini mencampur minumannya dengan sereh dan didiamkan selama 4 hari untuk mengurangi aroma fermentasi dan memberi sensasi herbal. Terakhir, ia menambahkan air lemon, jus nanas, dan espresso shot Sumatra Kerinci.

Yohannes (Starbucks Mall Puri Indah, Jakarta)

Walau baru bergabung dengan Starbucks pada bulan Januari 2022, tapi hal ini tidak menghalangi Yohannes untuk terus belajar dan berkompetisi hingga akhirnya berhasil menjadi salah satu finalis SBC Indonesia 2022 mewakili Region 2.

Motivasi awal barista dari Starbucks Mall Puri Indah Jakarta ini untuk mengikuti kompetisi sebenarnya untuk meningkatkan social skill karena ia merasa kesulitan untuk bersosialisasi dan terkoneksi dengan orang-orang baru. Teman-teman sesama baristalah yang akhirnya mendorong pecinta Cold Brew dengan extra shot ini untuk ikut SBC karena kompetisi ini bisa melatihnya yang sering merasa demam panggung.

Untuk kompetisi, Yohannes merasa telah menemukan bahwa service dan hospitality adalah passion-nya. Dan menurutnya, passion yang dipadukan dengan dedikasi akan menjadi obsesi positif yang bisa membawanya berkembang. Barista yang pernah tinggal di Papua ini merasa bahwa kecintaannya untuk memasak di Papua dengan bahan-bahan eksotis membuka palet rasa pada lidahnya yang eksploratif sehingga bisa menghasilkan signature beverage “Ikawa Ya Mojito”.

Di sini, ia meracik fresh mint, basil, coconut water, lemonade, raw honey, kalamansi dan espresso shot dari Rwanda Sholi sehingga menciptakan minuman yang kaya rasa. Uniknya, minuman ini memiliki infusi karbon dioksida yang mengangkat aroma segar, citrucysavory umami dan fizzy sensation.

Untuk latte art, ia membuat pattern Rosseta menggunakan espresso karena pola itu adalah pola pertama yang berhasil ia kuasai ketika mendalami latte art.

Mei yang Menyenangkan di Sudestada

Sudestada menyongsong Mei dengan beragam penawaran menarik serta memperkenalkan kembali hiburan live music. Sudestada dengan...

The Purist Villas, Ubud: Tempat Peristirahatan Berseni dan Penuh Keberagaman Budaya

Bagi para travelers yang menyukai kebudayaan, resor butik ini menawarkan tempat peristirahatan mewah yang...

Around The World Brunch 

Makan Sepuasnya di Catappa Restaurant Hotel Grand Mercure Jakarta Kemayoran  Grand Mercure Jakarta Kemayoran dengan...

- A word from our sponsor -