Di 2014, ketika third-wave coffee movement baru saja mulai di Indonesia, Common Grounds hadir sebagai pionir dengan membuka gerai kopi pertamanya di Sudirman Citywalk Mall, Jakarta. Sejak itu, mereka telah membuka 12 cabang di Jakarta dan beberapa lainnya di Bandung dan Surabaya. Melalui model bisnisnya, Common Grounds memiliki misi untuk menciptakan ruang yang dapat menghubungkan orang-orang dari berbagai usia, agama, suku, pekerjaan, dan minat untuk berkumpul serta menemukan dan membangun relasi melalui kecintaan mereka terhadap kopi.
Pertumbuhan impresif yang dicapai oleh Common Grounds dalam delapan tahun terakhir tak akan terwujud tanpa kerja keras dan pengawasan tiga pendirinya. Aston Utan, CEO of Retail dan CMO Common Grounds, memimpin dengan ide dan visi kreatifnya untuk menghadirkan ciri khas, nilai-nilai, dan kepribadian Common Grounds melalui eksekusi yang tepat sasaran. Aston ikut turun tangan dalam urusan desain untuk gerai, kemasan kopi, kolaborasi, hingga pemilihan pastry dan menu.
Aston Utan, memimpin dengan ide dan visi kreatifnya untuk menghadirkan ciri khas, nilai-nilai, dan kepribadian melalui eksekusi yang tepat sasaran.
Daryanto Witarsa, CEO of Wholesale, bergerak sebagai pemimpin dengan pengalamannya yang panjang di bidang pemilihan biji kopi dan proses pemanggangannya. Berkat ilmu yang dikuasainya, Daryanto pernah dipilih sebagai presiden Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI).
Tanggung jawabnya di Common Grounds meliputi mencari dan mengkurasi biji kopi signature blend dan single origin. Yoshua Tanu adalah salah satu pendiri Common Grounds dan merupakan beberapa kali pemenang kejuaraan Indonesia Barista pada 2014, 2016, dan 2017.
Coffee culture merupakan gaya hidup yang modern dan terbuka.
Kisah sukses Common Grounds merupakan hasil dari inovasi brilian para pendirinya didukung oleh kerja keras tim. Perusahaan ini selalu berusaha untuk mempekerjakan orang-orang yang tepat dalam mengembangkan bisnis.
Tak hanya itu, guna mencari ide-ide segar dan memastikan bahwa inspirasi dalam tim Common Grounds tak pernah padam, beberapa anggota timnya kerap dikirim ke berbagai kompetisi kopi di dunia, bertemu dengan para pakar kopi dari beragam latar belakang untuk berbagi ilmu dan ide.