Beban Emosi Pemimpin

Diskusi bersama mentor, konsultan ataupun profesional lain dapat membantu pemimpin untuk memahami dampak dari keputusan yang dibuatnya, termasuk dampak emosional. Dengan demikian, ia dapat melakukan analisis risiko yang lebih tepat dan merancang tindakan antisipatif.

Pemimpin juga harus ingat bahwa lembaga tidak memiliki wajah. Jadi kemarahan pemangku kepentingan terhadap ketimpangan maupun kegagalan lembaga biasanya akan ditumpahkan kepada pemimpinnya. Ini adalah hal yang manusiawi dan pemimpin perlu memahami bahwa ia harus legawa dengan posisinya dan tidak baper.

Dalam situasi sulit seperti ini, kebiasaan pemimpin dalam disiplin melakukan latihan olah raga ataupun meditasi dapat membantunya untuk menyalurkan tekanan emosinya dan bangkit kembali.

Kita lihat, pemimpin, selain perlu mengelola emosinya sendiri, juga perlu terampil dalam menangani emosi anak buahnya, yang berdampak pada emosi organisasi secara keseluruhan. Dengan meningkatkan emotional intelligence dan pendekatan yang mindful menuju pribadi yang autentik, Anda pasti bisa lebih sukses menjadi pemimpin yang lebih utuh.

EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM

Diterbitkan di Harian Kompas Karier 26 Agustus 2023

VRITIMES Meluncurkan Kemitraan Media Strategis dengan CyberMerahPutih.com

Jakarta, 15 Mei 2024 – VRITIMES, inovator dalam teknologi media yang berbasis di Tokyo,...

Drone di Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia: Dari Pemetaan Pre-Konstruksi Hingga Urban Air Mobility

Proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi drone untuk pemetaan...

Dokumen Penting yang Anda Butuhkan untuk Mendirikan Bisnis

Kami menjelajahi elemen kunci dari dokumen pendirian bisnis dalam buku ini yang sangat diperlukan...

- A word from our sponsor -