Kita perlu melihat apakah terjadi keselarasan antara kata-kata dan kenyataan yang terjadi selama ini? Bagaimana sikap mereka dalam menghadapi konflik dan perbedaan pendapat?
Ketiga, keterbukaan dan hubungan baik. Bukan zamannya lagi pemimpin hanya melakukan telling tanpa kemampuan kolaborasi yang canggih. Mereka harus mampu mendorong orang-orang yang memiliki pandangan berbeda untuk saling terhubung dan belajar satu sama lain, serta membangun rasa inklusi yang bermakna karena setiap individu merasa bahwa mereka penting. Tidak ada lagi perasaan mayoritas dan minoritas.
Jadi, kita perlu melihat siapa yang mengelilingi para calon pemimpin tersebut. Adakah mereka memberi ruang dan menerima beragam kelompok yang berbeda?
Keempat, cara memengaruhi dan mendorong keterlibatan. Pemimpin yang baik tidak harus memiliki semua jawaban atas berbagai masalah. Namun, bagaimana ia mampu mendorong berbagai pihak untuk bekerja sama dan mencari solusi terbaik.
Apakah mereka mampu membuat kita merasa bagian dari visi yang dikumandangkannya? Tanyakan pada diri kita, apakah kita ingin berperan aktif dalam visi tersebut?
Dunia membutuhkan pemimpin tapi sebagai pengikut kita juga perlu cermat dan berkontribusi. Mendukung bukan berarti menjadi penonton, tetapi cermat memilih dan ikut menentukan kualitas pemimpin yang akan berada di depan kita.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 20 Januari 2024