Pesantren hafidz Quran ABATA yang berlokasi di Manding, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tersebut saat ini telah memiliki 43 santri putri dan 6 santri putra berkebutuhan khusus. Pesantren yang berdiri sejak 2017 ini memang fokus pada anak-anak tuna rungu yang berasal dari daerah di Indonesia.
Fokus konten pembelajarannya lebih mengarah kepada akhlak, ibadah, penghafalan Quran (tahfidz), komunikasi lisan dan isyarat, pengembangan bakat dan minat, serta kewirausahaan.
“Baru-baru ini kami menggelar acara Wisuda Tahfidz yang juga menjadi pagelaran lelang karya santri-santri tuna rungu kami. Karya yang dijual adalah fotografi, lukisan kanvas, kerajinan tangan sulam berbentuk syal, dan lainnya. Para pengunjung yang membeli karya mereka antara lain pejabat pemerintah, pengusaha serta ketua ormas. Kami ingin memberikan apresiasi bahwa karya mereka bisa dihargai dan punya nilai jual. Ini sangat penting dalam konsep pendidikan anak berkebutuhan khusus, terlebih untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka,” tutupnya.
Pesantren ABATA saat ini membuka kesempatan untuk masyarakat Indonesia yang ingin berkontribusi terhadap pengembangan pesantren, baik dari sarana fisik maupun kebutuhan harian para santri yang saat ini berjumlah 49 orang. Sementara sudah ada hampir 200 calon santri tunarungu yang sudah mendaftar belum bisa diterima karena keterbatas daya tampung pesantren.