Membuat Kerajinan Kain Ecoprint di Bruwun Alas

Bruwun artinya memetik, mengunduh, atau memanen. Bahasa ini banyak dipergunakan masyarakat Jawa pedalaman khususnya di daerah pegunungan. Sedangkan alas artinya hutan. Bruwun Alas di Desa Notog Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas berada di ladang pertanian tepi Jalan Raya Notog dan aliran Sungai Logawa yang kelak akan dikembangkan wisata air berupa kapal pesiar wisata milik Pemkab Banyumas.

Bruwun Alas Education dibuat oleh masyarakat Desa Notog untuk digunakan sebagai sarana edukasi di alam bebas. Salah-satu edukasi dan hasil kerajinan tangan yang dihasilkannya adalah kain ecoprint.

Kain ecoprint tidak sama dengan batik tulis karena prosesnya lebih ringkas. Bahan-bahan cetaknya terdiri dari dedaunan yang punya kandungan tannin tinggi penghasil warna alami (warlami) seperti daun jarak, daun jati, daun lanang atau pongporang, serta jenis rumput-rumputan.

“Bruwun Alas dikembangkan oleh ibu-ibu Desa Notog yang antusias memperkenalkan potensi desanya. Juga Bruwun Alas akan menjadi bagian destinasi wisata air yang akan dibangun dermaga sungai di wilayah ini,” ujar Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Sulistyawati Husein.

Kepala Desa Notog Adis Hadi Soewignyo turut menegaskan bahwa Bruwun Alas dibuat oleh ibu-ibu desanya sebagai kader perak yakni penerus semangat Ibu Kartini untuk terus berkarya.

Di depan peserta HAM Overland de Java, secara aklamasi dan seremonial diresmikan Bruwun Alas Education sebagai spot wisata edukasi membuat kerajinan kain ecoprint. Peserta HAM Overland de Java juga diberi kesempatan mencoba pembuatan kain ecoprint.

Proses pembuatan kain ecoprint sendiri yang diajarkan di Bruwun Alas proses pengerjaan sebagai berikut:

  1. Merendam kain dengan tawas dan air cuka untuk mengawetkan bahan pewarna yang kelak dipakai serta mengeluarkan maksimal zat tannin daun sebagai warna alami.
  2. Atur dan susun dedaunan di atas kain untuk proses pencetakan. Posisi tulang daun harus berada di bawah.
  3. Setelah daun disusun sesuai selera, gulung rapat secara perlahan agar tidak bergeser posisinya. Kemudian ikat kencang gulungan kain tersebut dengan menggunakan tali.
  4. Gulungan kain dikukus selama dua jam lebih.
  5. Buka gulungan kain yang telah direbus, angkat daun-daunnya, kain ecoprint diangin-anginkan, siap pakai.

“Bahan baku daun untuk ecoprint tersedia di Bruwun Alas dan tinggal memetik saja,” tukas Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Sulistyawati Husein yang juga istri dari Bupati Banyumas Achmad Husein. (HAM/Photos: Doddy Wiraseto)

Buzo, Kreativitas dan Keragaman Budaya

Buzo memetik inspirasi dari otentisitas tanpa batas , yang akan membawa anda dalam petualangan...

DFS Group Hadirkan DFS Lombok Airport

Tawarkan Akses ke Keragaman Budaya Lombok dan Cinderamata Buatan Indonesia kepada Para WisatawanDFS Lombok...

Wellness for Cancer

Mengenali Pola Pikir Baru untuk Penyembuhan Kanker dan Menjalani Kehidupan SeutuhnyaSetelah menerapkan program...

- A word from our sponsor -