Evaluasi Diri

Banyak organisasi yang memiliki pengukuran 360 derajat. Data tentang diri seseorang didapatkan dari penilaian dirinya sendiri yang kemudian dapat dibandingkan dengan penilaian atasan, bawahan, dan rekan kerjanya. Prinsipnya adalah bila kita ingin memahami diri sendiri secara obyektif, kita perlu membandingkan penilaian kita dengan penilaian orang lain, memandang diri kita dari perspektif lain. 

Penilaian orang lain biasanya didasari oleh pengamatan mereka pada sikap dan perilaku nyata kita. Namun, terkadang proses ini tidak berjalan mulus. Apa saja penyebabnya?

Pertama, mendapatkan kenyataan yang tidak sesuai dengan pemahaman pribadi kita tentang diri kita menyebabkan rasa tidak nyaman. Padahal, seharusnya kita bertanya, apa yang harus saya lakukan agar lebih baik? Hal buruk apa yang saya lakukan dan bisa merugikan saya dan orang di sekitar saya? 

Kedua, para penilai juga merasa tidak nyaman membuat laporan penilaian terhadap kita. Oleh karena itu, kita sama-sama perlu meyakinkan diri masing-masing, bahwa kegiatan umpan balik ini dilakukan demi tujuan yang positif. Gunakan magic words sehingga tidak menumbulkan rasa pakewuh dari si penilai.

Kegiatan penilaian 360 derajat ini memang memiliki banyak manfaat, sehingga penting rasanya untuk dilakukan di setiap organisasi besar maupun kecil agar dapat membentuk tim yang memiliki self-awareness dan berkinerja lebih. Well being mental karyawan pun akan menjadi lebih berkembang.

Don’t live the unexamined life

Melakukan refleksi diri ini memang sulit. Banyak orang melakukannya melalui meditasi, retret, ataupun konseling. Apapun caranya, individu harus memiliki wawasan yang jernih tentang dirinya dalam setiap tahap kehidupannya, agar ia dapat mengambil jarak dan mendapat ukuran yang lebih tepat tentang dirinya sendiri.

Ketika berusaha memandang diri sendiri, emosi sering meliputi mata hati kita seperti halnya kabut yang menutupi pandangan sehingga ada hal yang terlihat  kabur tetapi kemudian tiba-tiba membesar ketika ia sudah di depan mata dan sulit dihindari lagi.

Photo by Vitae London on Unsplash

Dalam hampir setiap kesempatan, reaksi-reaksi kita dijalankan secara otomatis tanpa banyak berpikir panjang. Melalui refleksi diri inilah kita berkesempatan memperhatikan reaksi-reaksi kita. Mana yang kurang berkenan di mata orang lain ataupun mana yang membuat orang lain senang. Kita pun jadi belajar lebih dalam apa konsekuensi dari kata dan tindakan kita.

Mengapa Website Company Profile Penting?

Pernahkan Anda memikirkan bahwa jika perusahaan Anda tidak mempunyai website, Anda akan melewatkan banyak...

Amankan Sepotong Surga Anda: Acara Kepemilikan Properti Dubai

Pada 22 Juni 2024, Indonesia akan menjadi tuan rumah acara penting yang menandakan berkembangnya...

Susu Kambing Etamilku: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Pernafasan Anda dari Elmedinah Indonesia

Jakarta – Elmedinah Indonesia dengan bangga mengumumkan peluncuran produk terbaru mereka, Susu Kambing Etamilku....

- A word from our sponsor -