Mereka membahas bagaimana membagi waktu bagaimana membagi waktu antara karir dan kehidupan personal terlebih bagi manajer yang sudah berkeluarga. Selain itu, mereka juga mendiskusikan berbagai pendekatan dalam menjalani peran sebagai pemimpin baik di tim maupun perusahaan yang mayoritas dipimpin oleh laki-laki. Faktanya, keempat panelis berhasil mematahkan stigma perempuan sebagai pemimpin di lingkungan kerja.
Menurut data dari Biro Pusat Statistik, pada tahun 2023 partisipasi perempuan dalam angkatan kerja Indonesia mencapai 54,52%. Berangkat dari hal ini, MoM dan komunitas-komunitas perempuan lainnya terus berupaya untuk meningkatkan pencapaian tersebut dan mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.
Dengan bekerja sama dan saling mendukung, perempuan dapat mencapai potensi penuh mereka serta berkontribusi secara signifikan pada pembangunan bangsa.
“Sebagai perempuan kita memang punya tugas melayani keluarga, namun kita juga harus tetap mengejar hal yang menjadi mimpi kita meskipun kondisinya tidak ideal. Dengan demikian, perbedaan gender tidak lagi menjadi jurang pemisah, namun jembatan untuk membangun sinergi dan kesetaraan dalam memperjuangkan kehidupan. Perempuan memiliki hak untuk mengusahakan akses pendidikan, kesempatan karir, dan membangun keluarga,” ujar Cynthia Satrya-Hasan, Co-Founder Impact Hub Jakarta
Kegiatan yang berlangsung sekitar sekitar tiga jam di ZonaBlu by Gofit Indonesia itu dikemas apik dalam sesi talkshow, tanya-jawab, dan vision boarding. Ke depannya, Minutes of Manager berkomitmen untuk melanjutkan praktik baik teman-teman manajer perempuan ke skala yang lebih besar dan berkelanjutan untuk memperluas dampak positifnya.
“Tidak ada yang lebih kuat dari pada perempuan yang terinspirasi. Hari ini, dengan semangat Hari Perempuan Internasional, kami mengulurkan tangan dalam persaudaraan untuk menghormati, merayakan, dan mendukung setiap perempuan di mana pun mereka berada. Kekuatan kita bukan hanya pada individualitas kita, tetapi pada solidaritas kita.”
“Bersama, kita bukan hanya memperjuangkan kesetaraan, tapi kita membentuk masa depan yang inklusif dan penuh pemberdayaan. Mari kita terus membangun komunitas yang mendukung dan memperkuat, di mana setiap perempuan dapat berkata dengan bangga: ‘Saya diperkuat, oleh karena itu, kita semua diperkuat’. Ke depannya, kami akan secara rutin mengadakan kegiatan serupa untuk terus mendukung pemberdayaan perempuan di Indonesia,” tutup Riska.