Budaya Memotivasi

Bila ketiga motif itu dapat dimunculkan di organisasi, individu yang berada di dalamnya niscaya akan terdorong untuk berkontribusi lebih banyak dan berprestasi lebih baik. Sebaliknya, bila ketiga hal di bawah ini yang justru terasa kuat di organisasi, atmosfer negatif pun akan menjadi semakin kuat.

1. Tekanan emosional: rasa khawatir, perundungan dari atasan ataupun teman sejawat, dan rasa tidak aman merupakan tekanan eksternal yang membuat individu tidak bersemangat. Kreativitas dan inovasi yang membutuhkan keberanian individu untuk melihat dari sisi yang berbeda dan melakukan perbaikan akan sulit untuk ditumbuhkan dalam suasana kerja seperti ini.

2. Tekanan ekonomi: sebagian besar orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, bila tekanan ekonomi sedemikian besar sehingga membuat individu takut kehilangan pekerjaan, akan membuat individu melihat pekerjaannya sebagai sebuah beban yang harus ia jaga baik-baik. Mereka cenderung akan patuh pada penugasan dan atasan saja, berusaha tidak menimbulkan masalah dalam pekerjaannya.

2. Inertia atau kelesuan: rasa lesu ini bisa dirasakan dari awal atau baru mulai muncul ketika ia semakin berjarak dengan pekerjaannya. Ia tidak lagi melihat daya tarik dari pekerjaannya sama sekali. Semakin lama kontribusinya pun akan semakin berkurang, sebatas pada kewajiban yang harus dilakukannya semata.

Tekanan-tekanan di atas pasti menghambat kelancaran tumbuhnya passion terhadap pekerjaan individu. Alih-alih berfokus pada pekerjaan, energinya lebih banyak tersedot pada kekecewaan dalam bekerja, baik dari sisi upah maupun beratnya pekerjaan. Ia tidak lagi peduli pada kualitas kerjanya.

ToMo: total motivation

Kultur adalah kumpulan praktik-praktik dalam organisasi yang berdampak pada motivasi total karyawan. Motivasi karyawan yang tinggi berkorelasi dengan kepuasan pelanggan. Bahkan, dari hasil penelitian, perbedaan angka penjualan antara organisasi ber-ToMo (total motivation) rendah dan tinggi bisa mencapai 30 persen.

Selain dari enam hal di atas, kultur juga dipengaruhi oleh bagaimana proses bisnis dijalankan di sebuah perusahaan. Apakah ada kejelasan peran individu dalam organisasinya? Bagaimana sistem penilaian kinerja dilakukan dan berdampak pada kejelasan karier individu? Semakin jelas individu akan perannya di organisasi dan bagaimana kontribusinya diapresiasi, semakin tinggi motivasinya untuk berprestasi. Kejelasan peran ini juga membuat proses pengambilan keputusan berjalan lebih lancar sehingga tindak lanjut proses bisnis pun dapat segera dilaksanakan.

Identitas perusahaan juga berpengaruh pada ToMo. Kultur lembaga seperti KPK pada awal pembentukannya yang berusaha memegang teguh integritas sampai ke level pribadi, benar-benar berpengaruh pada motivasi karyawannya. Mereka teguh berpegang pada integritas, bangga, dan tidak pernah kenal waktu dalam bekerja.

Mau tidak mau, setiap pemimpin perlu membedah organisasinya dan selangkah demi selangkah meningkatkan ToMo di perusahaannya. Kultur yang memotivasi ini akan menjadi daya saing luar biasa yang tidak terkalahkan.

EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM

Diterbitkan di Harian Kompas Karier 26 November 2022

Marriott International Rayakan Momen Penting Menuju Nol Bersih

Marriott International, Inc. (Nasdaq: MAR) telah memverifikasi target pengurangan emisi jangka pendek dan jangka...

Halal Bihalal Mangkuluhur Artotel Suites

Siap Hangatkan Suasana Pasca Idul Fitri Dalam rangka merayakan kemenangan Hari Raya Idul Fitri, Mangkuluhur...

Babak Baru MGallery dengan Peluncuran Kampanye Globalnya 

Dimulainya 2024, MGallery semakin bertekad untuk menggiatkan “M” yang ikonik, yang sekarang identik dengan...

- A word from our sponsor -