Bahasa Emotif

Artinya, kita dapat menentukan apakah penerima pesan merasa positif atau membuat mereka semakin terpuruk. Apakah ketika menyampaikan kabar buruk kita ingin agar penerima pesan ikut terjatuh bersama pesan tersebut? Atau, sebaliknya, kita ingin agar mereka memiliki semangat untuk bangkit kembali lepas dari keadaan buruk yang memang sudah terjadi.

Kita bisa saja menyampaikan berita buruk, seperti angka kematian akibat pandemi sampai sepinya bisnis yang mengancam perkembangan ekonomi. Namun, kita juga dapat mengatakan solusi yang kita pikirkan lengkap dengan konsekuensi yang mungkin menyertainya, selain sekedar data-data faktual.

Kita memang sedang mewartakan sebuah berita yang berat, tetapi tidak ada untungnya juga membuat orang lain merasa terpuruk sampai tidak memiliki energi untuk bangkit kembali, bukan?

Ketika sadar akan dampak bahasa emotif ini, kita justru bisa memperkaya khazanah kalimat yang dapat membuat orang semakin bersemangat dan terpacu untuk berusaha lebih keras.

I statement, we statement

Dalam dunia kerja ada prinsip-prinsip komunikasi bisnis yang perlu kita perhatikan. Bagaimana menyampaikan pesan dengan sistematis, padat, dan meminimalisasi kemungkinan terjadinya distorsi informasi. Untuk itu, kita memang perlu berlatih agar dapat membubuhkan emosi yang tepat dalam kalimat-kalimat yang kita gunakan.

Menyadari bahwa nada emosi dapat memiliki dampak pada penerima pesan, kita juga harus peka terhadap kebutuhan emosi dari sisi penerima pesan. Bukan dari sisi kita sebagai pemberi pesan saja.

Apakah penerima akan lebih tergerak bila ia mendapatkan pesan yang bernada menggebu-gebu? Atau, justru dia akan lebih tersentuh dengan nada pesan yang lebih soft.

Kita juga perlu mewaspadai pengaruh kebiasaan dalam komunikasi yang kita lakukan. Misalnya, penggunaan kata “kami” padahal merujuk pada diri individu yang bersangkutan.

Kita perlu lebih banyak menggunakan “I statement” ketika menunjuk pada tanggung jawab yang hendak kita emban. Namun, menggunakan “we statement” ketika membicarakan keberhasilan karena keberhasilan tentunya hasil dari sumbangsih banyak pihak yang terlibat.

Yang juga sangat penting dalam berbahasa emotif adalah menggunakan kesempatan untuk menawarkan solusi. Orang yang sudah tergelitik emosinya akan lebih responsif sehingga sayang sekali bila pergolakan emosi ini tidak dimanfaatkan untuk menggiring mereka agar mengambil tindakan yang dibutuhkan.

Mengungkap Kemegahan Dubai di Indonesia

Tandai kalender Anda dan bersiaplah untuk konvergensi keunggulan real estat yang belum pernah terjadi...

Thailand Industrial Business Matching 2024

Membangun Aliansi Global: Menghubungkan Industri Thailand dengan Pasar Internasional Menggali Potensi Perdagangan dan Investasi Thailand...

KarirLab Mempersembahkan Inovasi Baru dalam Dunia Pencarian Kerja dengan Resume Builder Integrasi AI Pertama di Indonesia

Jakarta, 4 Mei 2024 — Di tengah dinamika pasar kerja yang semakin kompetitif, KarirLab,...

- A word from our sponsor -