Pembukaan Art Moments Jakarta edisi kelima dihadiri oleh para pencinta seni di tempat awal mula lahirnya bursa seni ini.
Ajang seni tahunan Art Moments Jakarta kembali ke tempat awal mula lahirnya bursa seni tersebut di The Grand Ballroom Sheraton Jakarta Grand Gandaria City Hotel dan Gandaria City Hall dan bergulir dari 4-6 November 2022.
Sebanyak 40 galeri seni dari Asia Tenggara dan berbagai belahan dunia lainnya akan berpartisipasi dan menampilkan ribuan karya seni, kriya dan NFT dari sejumlah seniman ternama, seperti Miwa Komatsu, Andrey Ostashov, Made Wianta, Handrio, Nyoman Nuarta dan masih banyak lagi.
Art Moments Jakarta 2022 resmi dibuka pada 4 November 2022. Acara dibuka dengan para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh konduktor dari Jakarta Philharmonic Orchestra Children Choir. Acara pembukaan dilanjutkan dengan pidato pembuka dari Sendy Widjaja, Co-Founder dan Fair Director Art Moments Jakarta.
Bergabung di atas panggung sebagai pembicara adalah Khai Hori, Curatorial Partner of Art Moments Jakarta; I Ketut Alam Wangsawijaya, Executive Vice President Transaction Business Development BCA; Jivan Tulsiani, Head of Marketing TZ – APAC, dan Munwar Basha, General Manager Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel.
“Setelah menunggu yang cukup lama, kita kembali menjadi salah satu bursa seni paling berpengaruh di Indonesia. Art Moments Jakarta berkomitmen untuk menjadi yang terbaik dengan selalu menyajikan konsep program baru serta menciptakan kesempatan bagi para galeri seni, seniman, kolektor, dan pencinta seni untuk bertemu. Tahun ini, kami menampilkan seni murni, seni modern, seni tradisional, dan seni kontemporer dari galeri seni dan seniman asal Indonesia dan dunia, serta tak ketinggalan menampolkan seni digital dan NFT,” ujar Sendy.
Dalam pendapatnya mengenai Art Moments Jakarta, Head of Marketung dari TZ APAC, Jivan Tulsiani mengatakan, “Seniman Asia Tenggara dan Indonesia secara aktif mengembangkan seni digital dalam bentuk NFT hingga mereka mampu menjangkau audiens yang lebih luas, mendapatkan kompensasi yang layak atas karya mereka, serta menjadi agen perubahan positif dalam komunitasnya.”