Manajemen Talenta Masa Kini

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob

Menghadapi kompetisi bisnis yang semakin tajam, kita menyadari betapa pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kita miliki karena di tangan merekalah terletak masa depan organisasi.

Namun, pada kenyataannya, mendapatkan talenta-talenta terbaik bagi organisasi tidaklah mudah. Ada yang merasa kualitas sumber daya yang ada saat ini tidak seperti yang diharapkan. Ada juga yang setelah menghabiskan dana cukup besar untuk menjaring talenta terbaik, ternyata tidak dapat mempertahankan mereka hingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi organisasi.

Seyogianya, setiap divisi SDM perlu selalu menyadari bahwa ruang lingkup tanggung jawab mereka bukan sekadar merekrut dan menjalankan pelatihan di perusahaan. Manajemen talenta mencakup fokus yang jauh lebih luas lagi dari hulu ke hilir.

Mulai dari menemukan kebutuhan setiap unit bisnis, menggalang daya tarik organisasi untuk menarik talenta-talenta terbaik, merencanakan pengembangan para talenta ini sesuai strategi bisnis organisasi, sampai merencanakan strategi retensi mereka agar dapat memberikan kontribusi jangka panjang bagi organisasi.

Kita tahu bahwa biaya untuk mengganti posisi seseorang jauh lebih mahal daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk mempertahankannya. Menurut Gallup, biaya rekrutmen suatu jabatan berkisar antara 150 hingga 200 persen dari gaji setahun pejabat tersebut. Betapa besarnya kerugian organisasi bila talenta yang telah diperoleh dengan susah payah kemudian menghilang dari organisasi karena ia tidak mendapatkan apa yang ia cari dan butuhkan di sana.

Semenjak 10 tahun lalu, upaya manajemen talenta sudah lazim dilakukan perusahaan-perusahaan besar yang memang berorientasi kepada manusia. Namun, dengan meningkatnya daya saing dan posisi tawar para talenta saat ini, persaingan memperoleh talenta bagus juga semakin sengit. Manajemen perusahaan juga perlu berstrategi lebih cerdik lagi untuk dapat memenangkan kompetisi.

Memperkuat manajemen talenta

Beberapa perusahaan yang relatif muda dan agresif memiliki pendekatan manajemen talenta yang berbeda. Menurut mereka, proses manajemen talenta konvensional yang melihat talenta hanya dari sudut pandang pengembangan SDM saja sudah ketinggalan zaman.

Saat ini, talenta juga perlu lebih dilihat dari sudut pandang “marketing”. Kalau biasanya marketing berfokus pada penjualan produk, di sini produk yang ditawarkan adalah karier. Para perekrut dapat belajar bagaimana para ahli pemasaran berstrategi.

Mulai dari membuat segmentasi target pasar mereka, daftar “leads” yang bisa dihubungi, sampai melakukan kontak sebanyak mungkin dengan tujuan mencapai target. Target pencapaiannya adalah jumlah kandidat potensial yang dapat ditindaklanjuti oleh organisasi.

Perusahaan masa kini tak segan untuk mengampanyekan visi, misi, dan budaya organisasinya demi menggugah hati talenta-talenta terbaik. Semuanya berlomba ingin mendapatkan talenta terbaik meskipun mereka saat itu sedang bekerja di organisasi lain.

Mengapa?

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob Semua orangtua pernah kewalahan menjawab pertanyaan anak-anaknya pada...

Cara Mengatasi Komputer Kantor No Booting dengan Tepat

Masalah display atau booting pada komputer adalah ketika komputer tidak dapat menampilkan tampilan pada...

Mengungkap Kemegahan Dubai di Indonesia

Tandai kalender Anda dan bersiaplah untuk konvergensi keunggulan real estat yang belum pernah terjadi...

- A word from our sponsor -