Menurut data BPS (2020), generasi muda terdiri atas generasi X sebanyak 21,88 persen, generasi milenial sebanyak 25,87 persen, generasi Z sebanyak 27,94 persen maka total generasi muda berjumlah 75.69 persen dari 270 juta penduduk Indonesia.
Generasi muda golongan x dan generasi milenial kini memiliki masa produktif tinggi karena usia kerja sehingga mereka berpenghasilan. Penghasilan berkisar 5 juta rupiah hingga 15 juta rupiah per bulan. Implikasinya, konsumsi minuman instan menjadi santapan harian karena mereka membutuhkan kesegaran.
Tren konsumsi kopi Indonesia meningkat setiap tahun sehingga cukup menjanjikan jualan minuman kopi. Tahun 2010 konsumsi kopi baru 3,33 juta kantong kopi, tahun 2013 naik menjadi 3,90 juta kantong, tahun 2016 naik jadi 4,55 juta kantong, 2019 konsumsi kopi 4,80 juta kantong, dan 2021 kosumsi 5,00 juta kantong.
SELERA
Bagaimana selera konsumsi kopi orang Indonesia? Minuman kopi dibagi dua jenis, yaitu kopi bubuk dan kopi instan. Kopi bubuk adalah kopi murni tanpa tambahan rasa lain. Sedangkan kopi instan merupakan kopi diolah khusus hingga tidak menimbulkan sisa saat diminum.
Kedua jenis minuman kopi memiliki konsumen berbeda antara masyarakat di desa dan di kota Masyarakat pedesaan suka minum kopi bubuk, sementara orang kota selera minum kopi instan. Orang desa suka minum kopi bubuk karena kopi murni rasa pahit dan kurang suka gula
Orang kota selera minuman instan karena variasi rasa beragam (susu, capucino, gula aren). Selain itu, kopi instan bisa dipadu dengan bahan tambahan pangan lain, termasuk seperti serbuk hermal dan obat. Inilah pangkal kopi menjadi ramai di pasaran karena ditemukan parasetmol dan obat kejantanan.
Semoga generasi muda yang memiliki selera minuman kopi instan atau kopi bubuk, waspada dengan ditemukan kopi mengandung bahan tambahan lain (obat dan herbal). Karena keracunan pangan sangat mungkin kalau konsumsi kopi berlebihan untuk doping ketika menghadapi tekanan kehidupan.