Harriet Tubman

Kejadiannya berlangsung pada pertengahan abad sembilanbelas.

Ia melarikan diri. Harriet Tubman menyandang suvenir berupa bekas luka di punggung dan retak di tengoraknya.

Suaminya yang tidak ikut, berkata kepadanya: “Kamu gila. Mungkin kamu bisa lari, tetapi kamu tak akan hidup dan menceritakan kisah pelarianmu.”

Ia berhasil, menceritakan kisahnya, dan kembali ke Maryland, dan membebaskan kedua orangtuanya, suku Ashanti yang ditangkap di Afrika. Ia kembali lagi dan membebaskan saudara-saudara lelakinya.

Sembilanbelas kali perjalanan dari perkebunan di Selatan ke daerah Utara, menempuh malam, bermalam-malam, dalam rentang waktu sepuluh tahun, membebaskan lebih dari tigaratus kulit hitam.

Tak seorang pun pelarian yang dibawanya tertangkap. Orang bilang Harriet mengobati rasa lelah dan kekesalan selama perjalanan dengan san orang bilang ia mengatakan dengan bangga: “Saya tak pernah kehilangan penumpang seorang pun.”

Uang tebusan untuk kepalanya tertinggi di generasinya. Empatpuluh ribu dolar tunai adalah hadiah yang ditawarkan.

Tak seorang pun berhasil mengambilnya.

Penyamarannya yang hebat membuatnya tak dikenali, dan ia mengecoh para pemburu hadiah lewat jejak palsu dan rute yang sama sekali tak terbayangkan.

Eduardo Galeano

“Mirrors”

*Gambar Harriet sekarang menghiasi uang USD20 yang baru.

Cegah Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, KAI Kolaborasi Dengan TNI, POLRI dan Railfans Gencar Lakukan Sosialisasi

Dalam rangka meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang kereta api, PT Kereta Api Indonesia (Persero)...

MiiTel Luncurkan Ask AI, Fitur Mirip ChatGPT untuk Analisis Panggilan Bisnis

Jakarta, 23 April 2025 – MiiTel resmi meluncurkan Ask AI, fitur tanya jawab berbasis AI...

Dinamika & Potensi Brand Lokal dalam Mengimplementasi Prinsip ESG

Perkembangan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Indonesia menunjukkan tren positif dalam...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here