Antisipasi Pandemi Jadi Endemi

Oleh Suryo Winarno

Pemerintah mewacanakan pandemi akan menjadi endemi pada tahun depan. Apa dampak endemi bagi masyarakat? Secara sosiologis perubahan istilah mungkin mengurangi efek psikologis masyarakat, namun endemi tidak menghilangkan bahaya laten virus corona.

Karena obat mematikan virus corona belum ditemukan di dunia. Sekarang seluruh negara di dunia berupaya menekan infeksi Covid-19 penyebab kematian. Sayangnya, negara maju dan berkembang mengalami kegalauan menghadapi infeksi corona karena kematian tidak dapat dibendung minimal sehingga kematian tetap tinggi.

Menurut Worldometer (23/8), kasus kematian harian di Indonesia menduduki posisi paling tinggi di dunia (1.030), disusul Meksiko (847), Rusia (762), Vietnam (737), Iran (684), India (385), Brasil (331), Thailand (233), Malaysia (232), dan Filipina (215).

Kasus baru positif Covid-19 harian tertinggi di sepuluh negara ditempati Iran (36.419), Inggris (32.253), USA (30.810), Jepang (25.492), India (25.420), Rusia (20.564), Meksiko (20.307), Malaysia (19.807), Thailand (19.014), Turki (18.622).

Sepuluh negara memiliki kasus aktif corona terbanyak di Amerika Serikat (7.427.282). Selanjutnya Inggris (1.304.695), Iran (642.604), Spanyol (608.471), Rusia (551.577), Brasil (547.501), Perancis (467.764), Turki (452.581), Meksiko (426.481), India (341.082).

Melihat data covid-19, Indonesia masih menduduki rekor kematian harian. Namun kasus baru positif dan kasus aktif Covid-19, Indonesia tidak masuk kelompok sepuluh besar dunia. Cukup bangga upaya pengendalian Covid-19 yang dilakukan pemerintah dan team kesehatan. Karena itu perlu perbaikan tindakan signifikan terhadap kematian harian.

Upaya mengatasi infeksi Covid-19 terkendala karena mengurangi kebebasan masyarakat, penguasaan teknologi kesehatan dan kemampuan finansial terbatas, mutasi varian virus ganas, budaya negara beragam, ketidakadilan pembagian vaksin ke seluruh dunia. Akibatnya, ada negara cepat beradaptasi terhadap infeksi Covid-19 dan ada negara lambat mengatasi infeksi corona.

Kini masyarakat diharapkan waspada menghadapi transisi pandemi menjadi endemi. Bahaya laten virus mengancam orang tidak punya kesehatan kuat dan komunitas orang berpenyakit kormobid (penyakit ginjal, jantung koroner, hipertensi, dan diabetes).

PPKM telah menghasilkan perubahan indikator kesehatan namun perlu tindakan berkelanjutan. Sebagai gambaran, angka kematian harian berkurang dari 2.069 orang (27/7) menjadi 1.003 orang (23/8/).

Kasus positif Covid-19 bekurang dari 56.000 kasus (15/7) menjadi 9.604 kasus (23/8). Hampir dua bulan pembatasan mobilitas ketat menghasilkan perubahan data kesehatan signifikan. Semoga tidak ada rekayasa data di lapangan.

ANTISIPASI ENDEMI

Lantai bagaimana antisipasi endemi mengingat virus tidak hilang ? Pertama, virus corona banyak menyerang pernafasan maka antisipasi gangguan saluran pernafasan perlu menjadi perhatian utama team teknis kesehatan dan sosialalisasi masif kepada masyarakat. Misalnya, bagaimana tindakan petugas kesehatan jika pasien mengalami gangguan pernafasan.

Kedua, gejala infeksi virus corona serupa dengan virus influensa meski ada perbedaan. Perlu sosialisasi masif gejala infeksi corona kepada masyarakat yang kurang suka membaca. Karena budaya baca di Indonesia sangat rendah yaitu 0,001 persen.

UNESCO menyebutkan tiap 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Skor literasi membaca di Indonesia 397 menunjukkan budaya baca lebih rendah dari skor baca tingkat dunia yaitu 493 (PISA, 2015).

Ketiga, serangan virus corona kepada orang yang punya tubuh lemah. Memelihara tubuh tetap sehat dan kuat perlu jadi pedoman setiap orang. Caranya, rajin berolah raga setiap minggu minimal tiga kali atau tiap hari setengah jam senam pagi.

Tujuan olah raga ringan memelihara kesehatan alat tubuh agar tidak mudah diserang virus atau bakteri. Selain itu, seluruh alat tubuh siap digerakkan secara mendadak dan tidak mudah terkilir pada persendian. Olah raga ringan banyak disepelekan orang yang sibuk bekerja. Orang sadar berolah raga saat sudah kejadian terserang penyakit yang tidak disembuhkan.

Kasus ini dialami seorang pejabat tinggi negara pasca diserang virus corona. Sebelum terkena serangan virus corona abai terhadap kesehatan karena sibuk bekerja. Pasca terinfeksi corona, olah raga tidak pernah ditinggalkan dalam setiap kegitan harian. Awalnya beliau petinggi korporasi swasta berubah menjadi petinggi negara pasti kesibukan kerja hingga lupa olah raga yang menjadi kunci pemulihan kesehatan.

Keempat, pola konsumsi makanan menjamin hidup sehat. Statistik konsumsi pangan mengarah ke perubahan positif meski fluktuatif dan belum berubah signifikan. Misalnya, sayuran dan buah dikonumsi masih naik turun. Konsumsi protein memiliki tren meningkat. Sebaliknya konsumsi karbohidrat berkurang tajam.

Pengeluaran konsumsi sayuran sebagai sumber vitamin 6,63 persen pada 2015, 7,12 persen pada tahun 2018, 6,62 persen pada 2019. Pengeluaran konsumsi buah senilai 4,89 persen pada 2015, 5,12 persen pada 2018, 4,79 persen pada 2019.

Pengeluaran konsumsi protein 14,22 persen pada 2015, 13,56 persen pada 2018, 13,57 persen pada 2019. Pengeluaran konsumsi karbohidrat 16,23 persen pada 2015, 12 persen pada 2018, dan 11,35 pada 2019.

Akhirnya, perubahan pandemi menjadi endemi mesti dihadapi pemerintah dan masyarakat secara hati-hati. Karena bangsa Indonesia ingin selamat meghadapi endemi di tahun depan. Semoga pemerintah dan masyarakat menyadari bahwa endemi akan dilalui dengan pasti aman hingga ekonomi berjalan normal.

Suryo Winarno, Praktisi Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Industri Pengolahan Pangan.

Jelajahi Arab Saudi dan Temukan Keindahan Sejati Arabia di Jakarta, 1-5 Mei 2024

Arab Saudi Mengundang Wisatawan Indonesia untuk Menjelajahi Lebih dari Sekadar Perjalanan Spiritual Arab Saudi, yang...

Mengelola Energi

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob Kita melihat semakin banyak orang muda yang mengalami penyakit...

Banyan Group Bermitra dengan Urasaya Property

Untuk Hunian Bermerek Mewah Pertama di Nakhon Si Thammarat  Terletak di pantai teluk Thailand, Banyan...

- A word from our sponsor -