Di usia 29 tahun, Yisti Yisnika telah menorehkan kisah luar biasa yang berakar dari mimpi sederhana: memberdayakan perempuan Indonesia lewat fashion yang anggun, nyaman, dan mudah diakses.
Dari koper berisi titipan produk UMKM hingga menjadi pemilik brand Oclo yang diperhitungkan di industri fashion lokal, kisahnya adalah potret ketekunan dan keberanian untuk bermimpi besar—dan bekerja lebih besar lagi untuk mewujudkannya.
Bermula dari usaha jastip saat masih kuliah, Yisti mengenali peluang yang tersembunyi di balik kebiasaan perempuan Indonesia yang mencari pakaian sopan namun tetap stylish. “Dulu saya hanya punya kuota internet dan koper bagasi,” kenangnya.
Baca juga: Nyari Cuan di Internet Sambil Rebahan?
Kini, brand yang ia dirikan, Oclo, tumbuh menjadi lini fashion wanita yang rutin merilis hingga 25 artikel baru setiap minggu dan melayani ribuan pesanan lewat platform Shopee.

Bersama Shopee, Yisti menjalankan transformasi digital sejak 2017—mengubah komunikasi manual menjadi sistematis, memaksimalkan fitur Shopee Live dan Shopee Affiliate untuk membangun koneksi lebih personal dengan pelanggan.
Di kampanye Big Ramadan Sale 2025, pesanan Oclo melonjak lebih dari 4 kali lipat dibanding hari biasa, menjadi bukti bahwa konsistensi dan kecerdikan beradaptasi adalah kunci utama keberhasilan.
Tak hanya membangun brand, Yisti juga menciptakan dampak sosial nyata. Kini, lebih dari 90 talenta lokal—mulai dari penjahit, tim kreatif, hingga customer service—terlibat dalam proses produksi Oclo. Ia percaya bahwa pertumbuhan bisnis harus sejalan dengan pemberdayaan komunitas sekitar.
Menatap tren fashion 2025, Oclo menjawab kebutuhan gaya hidup modern dengan koleksi yang mengusung clean look, warna-warna netral seperti earth tone dan mahogany, serta potongan nyaman yang fleksibel dikenakan dalam berbagai kesempatan. Ekspansi offline pun menjadi fokus tahun ini, dengan rencana membuka toko pertama di Jakarta.