Di jantung Jakarta, dalam bayang-bayang pencakar langit tertinggi negeri ini, Starbucks kembali membuat pernyataan. Bukan sekadar membuka gerai baru, tapi merayakan sesuatu yang lebih besar: identitas, warisan, dan ambisi global Indonesia.
Dalam dunia kopi, Sumatra bukan nama baru. Tapi ketika Starbucks membuka gerai Reserve ke-23 di Autograph Tower—menara tertinggi di Indonesia—nama itu kembali menggema, kali ini dalam narasi arsitektur, budaya, dan cita rasa.
Lebih dari sekadar tempat minum kopi, Starbucks Reserve Agora Thamrin Nine hadir sebagai experience spasial yang mengajak pengunjung menyelami lanskap Gunung Kerinci—puncak tertinggi Sumatra dan simbol kejayaan kopi Indonesia.
Dari langit-langit kayu yang hangat hingga motif botani yang membalut lantai, atmosfer gerai ini seperti meditasi senyap di tengah rimba tropis.
Baca juga: Kopi 4.0, Menyeduh Gaya Hidup, Meneguk Tren Bisnis Baru
Di lantai mezzanine, bunga kopi menggantung membentuk instalasi magis—menghadirkan sensasi puncak Kerinci saat fajar menyingsing. Tak berlebihan jika ini disebut sebagai the most elegant Reserve yet, sebuah refleksi dari rasa hormat pada asal-usul yang tak lekang waktu.



“Ini bukan sekadar gerai ke-23. Ini adalah selebrasi 23 tahun kehadiran kami di Indonesia, dan pengakuan akan kontribusi luar biasa negeri ini terhadap kopi dunia,” ujar Liryawati, COO PT Sari Coffee Indonesia, dengan penuh kebanggaan.
Starbucks tahu betul: jika ingin merayakan kopi, maka mulailah dari akar. Dan akar itu, bagi Starbucks, ada di Indonesia.
Kopi Sumatra: From Earth to Vegas
Tak berhenti di Jakarta, kisah ini melesat jauh ke panggung dunia. Tahun ini, George Wenno—barista dari Indonesia—mewakili Asia Pasifik di ajang perdana Starbucks Global Barista Championship di Las Vegas. Dari 84.000 barista di seluruh dunia, hanya segelintir yang mencapai babak puncak. George salah satunya. Dan dia membawa serta semangat Sumatra.





Di sana, kopi Sumatra tak hanya disajikan. Ia dirayakan. Dibanggakan. Diakui sebagai karakter kopi yang bold, berani, dan tak mudah dilupakan. Persis seperti jiwa Indonesia yang melahirkannya.