“Kami senang melihat antusiasme dari komunitas Tuli saat kami membuka pendaftaran. Lebih dari 150 orang mendaftar dari seluruh penjuru negeri. Barista yang terpilih sendiri berasal kelompok yang beragam, termasuk mantan atlet renang dan model,” kata Anastasia Dwiyani, Senior General Manager Human Capital PT Sari Coffee Indonesia. “Seperti semua partner Starbucks, kami sangat antusias untuk membantu memupuk bakat dan memajukan peluang karier mereka.”
Tim Starbucks Signing Store Indonesia.
Semangat Komunitas Tuli Menghiasi Seluruh Sudut Gerai
Dipersatukan oleh budaya Bahasa Isyarat, gerai ini dipenuhi elemen desain yang menyatukan komunitas. Logo siren yang khas dengan logo Starbucks dalam Bisindo langsung terlihat saat pelanggan melewati jalan utama, Jalan Jend. Sudirman, yang selalu padat. Logo Starbucks® dengan Bisindo di atas pintu utama yang juga dapat terlihat di dinding mural setelah pintu masuk akan langsung menyambut pelanggan keteika mereka memasuki gerai.
Logo Starbucks dengan Bisindo ini juga dapat ditemu dalam koleksi merchandise eksklusif – tumbler bening, tumbler stainless steel, dan mug. Meja komunitas berbentuk oval memanjang dan detail lingkaran pada lantai juga melambangkan gerai yang menyatukan komunitas.
Fitur yang paling menonjol adalah lukisan mural setinggi 4m karya seniman Tuli, Indira Natalia, yang terbentang lebih sepanjang 11m hingga ke luar gerai, menggambarkan pengalaman Starbucks yang hangat dan ramah. Karya seni yang menonjol ini bahkan dapat langsung terlihat oleh orang yang lewat di jalan.
Mural “Inclusion & Diversity Community Spirit” karya seniman Tuli, Indira Natalia.
“Sebagai seniman Tuli, saya sangat bangga dapat berbagi karya seni saya dengan pelanggan dan partner di Signing Store pertama di Indonesia. Saat bertukar pikiran, saya menyadari bahwa Starbucks selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa diterima dan dimiliki – dan inspirasi untuk pekerjaan saya datang dari situ, dengan menampilkan banyak persona dankomunitas berbeda yang dipersatukan oleh Bahasa Isyarat dan Starbucks,” kata Indira.
“Seni dapat mendobrak batasan dan menyatukan banyak pihak, seperti koneksi yang dibagikan orang saat mereka menikmati kopi. Ada banyak cara untuk berkomunikasi dan menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, dan di Starbucks, kopi mewujudkannya.”