Siti Dhumillah

Februari 2020. Mbak Sri bertemu dengan Habib Muhammad Luthfi bin Hasyim bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah. Habib terkemuka ini memberi pengetahuan yang lebih luas tentang yang disebutnya ilmu membangun ruh, jiwa. Jika ruh sudah terbangun dengan baik akan mewarnai suasana hati. Sehingga, semakin bertambah makrifat.

Habib Luthfi menegaskan bahwa membangun ruh, jiwa, dan qolbun salim yakni dengan cara mengerjakan kebaikan dunia dengan kebaikan akhirat dan mengajak semua yang hadir agar sama-sama punya benteng dan filter, selalu menanam kebaikan di dunia dengan niatan amal akhirat.

“Dalam konteks itulah, saya memahami bahwa cita-cita mendirikan pesantren adalah cita-cita membangun jiwa, ruh, dan qolbun salim,” tegasnya.

Sejak itulah, Mbak Sri menemukan ketenangan, kekuatan, dan bahkan kemudahan untuk menunaikan cita-cita mendirikan pesantren. Pada 25 April 2019, ia mengukir prasasti peresmian Pesantren Siti Dhumillah Cijeruk di atas batu erupsi Gunung Merapi.

Selain itu, juga menemukan pengasuhnya pondok santri yang pas yaitu Ustadz Ahid, seorang santri dari Pesantren Ploso, Jawa Timur, asuhan KH. Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek.

Demikianlah, pada peringatan 1.000 hari Pak Teddy (24 Februari 2021), Pesantren Siti Dhumillah sudah berjalan sebagaimana sebuah pesantren umumnya. Telah menerima lebih dari 50 santri untuk tingkat menengah pertama yang berasal dari Cijeruk dan kawasan Bogor lainnya, di samping yang dari Depok, Bekasi, Karawang, Cianjur, Jakarta, Sukabumi, dan Bandung.

Mereka datang untuk belajar Kitab Kuning ditambah Bahasa Inggris, Bahasa Arab, matematika, sejarah-kebudayaan, komputer, dan bercocok tanam. Sekarang, mereka juga menanam kopi, jeruk, buah tin, dan pepaya Bangkok, serta mengembangkan peternakan ikan lele, ikan mujair, dan kambing.

“Cukup berhasil saya kira. Tapi, saya tidak bisa menutupi jika pesantren tersebut belum berjalan dengan sempurna. Karena, belum juga menemukan pengasuh yang tepat. Untuk itu, saya kembali berkelana keluar masuk kampus pendidikan agama Islam, juga pondok pesantren,” paparnya.

“Siti Dhumillah, nama itu saya rangkai dari nama Mas Teddy dan saya. Siti dari pemendekan Sri dan Teddy. Sementara Dhumillah juga singkatan dari Panduming Gusti Allah. Sebab, saya merasa bahwa pesantren ini pemberian Allah yang keluar dari dalam batin saya dan Mas Teddy untuk menjadi milik kita semua. Semoga amal bakti ini membangunkan ruh, jiwa masyarakat berhasil dan bermanfaat. Amin,” pungkasnya.

Mengapa?

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob Semua orangtua pernah kewalahan menjawab pertanyaan anak-anaknya pada...

Cara Mengatasi Komputer Kantor No Booting dengan Tepat

Masalah display atau booting pada komputer adalah ketika komputer tidak dapat menampilkan tampilan pada...

Mengungkap Kemegahan Dubai di Indonesia

Tandai kalender Anda dan bersiaplah untuk konvergensi keunggulan real estat yang belum pernah terjadi...

- A word from our sponsor -

Previous article
Next article