Ritme dan Algoritme Kebudayaan

Pidato Kebudayaan DKJ 2021

Ritme ada di mana-mana. Bukan hanya dalam musik, kehidupan kita sehari-hari terbentang dalam pola aliran yang memiliki ritme. Budaya diproduksi, dipraktikkan, dan dipertahankan dalam ritme; lewat tradisi, ritual, dan aturan. Teknologi membawa aturan baru, ritme baru. Bagaimana teknologi, terutama teknologi digital, mempengaruhi, membentuk, dan bahkan mengubah ritme kehidupan sosial dan budaya kita?

Algoritme ada di mana-mana. Algoritme pencarian Google menentukan cara kita mengakses informasi, algoritme Facebook membentuk cara kita bersosialisasi, dan algoritme Netflix memilih film yang kita tonton. Kita menjalani kehidupan yang algoritmik. Sejauh manakah algoritme menguasai kehidupan manusia? Bagaimana algoritme lewat perangkat digital yang kita gunakan sehari-hari membentuk kehidupan sosial dan budaya?

Bagaimanakah sebuah “kita” yang kukuh terbangun dalam dunia yang semakin teralgoritmekan? Merlyna Lim berangkat dari algoritme tertua yang ditulis Al-Khwarizmi hingga penelitiannya atas gerakan sosial di Hongkong dan Tunisia, dan mengungkap bagaimana manusia membutuhkan ritme dalam memperjuangkan hidup bersama. Algoritme dan Ritme bisa membuka pelbagai kemungkinan penciptaan budaya “kita”.

Merlyna Lim, kini ketua Canada Research Chair dan pengajar di Carleton University, adalah seorang peneliti yang melintas batas negara dan disiplin ilmu. Dalam Pidato Kebudayaan DKJ 2021, Merlyna akan menyajikan refleksinya tentang intensivikasi algoritme dalam hidup kita selama pandemi dan bagaimana ritme yang membentuk kebudayaan manusia guncang, sekaligus menelisik potensinya bagi perubahan sosial yang substansial.

Merlyna adalah alumni S1 Arsitektur ITB dan meraih PhD dari University of Twente, Belanda. Sebelum pindah ke Kanada, ia pernah menjadi pengajar dan peneliti di Princeton University, Arizona State University, dan University of Southern California.

Pidato Kebudayaan #SuaraJernihDariCikini merupakan program tahunan yang digelar setiap tanggal 10 November, bertepatan dengan ulang tahun Taman Ismail Marzuki. Acara ini setiap tahun mengundang tokoh nasional untuk mengupas persoalan penting dan actual, yang konsisten melantunkan suara-suara jernih dari Cikini, untuk memberi manfaat bagi kemajuan peradaban kita.

Silakan DOWNLOAD

About the Author: DKJ (Dewan Kesenian Jakarta)

DKJ

DKJ adalah lembaga otonom yang dibentuk oleh masyarakat seniman dan untuk pertama kali dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 7 Juni 1968. DKJ bertugas sebagai mitra kerja gubernur untuk merumuskan kebijakan serta merencanakan berbagai program guna mendukung kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah Jakarta.

Tasrih Ketakutan dari Joko Anwar

Resensi Film Siksa Kubur Oleh Akmal Nasery Basral Mengisi libur Idul Fitri dengan film horor di...

15 Gerai Starbucks Tercantik yang Layak Dikunjungi Selama Liburan

Libur Lebaran adalah saat yang spesial untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun,...

Embark on a Blissful Eid al-Fitr Getaway with Le Méridien Jakarta’s Family-Friendly Package

As the joyous occasion of Eid al-Fitr approaches, Le Meridien Jakarta is thrilled to announce...

- A word from our sponsor -