Drama antara Rayen Pono dan Ahmad Dhani terus memanas, dimulai dari viralnya pernyataan kontroversial Bimo, mantan personel Netral, yang menyebut “Musisi Indonesia nggak ada yang legend karena nyontek semua konsepnya”.
Unggahan Instagram @indonesiavoice_reborn itu langsung memantik perdebatan, terutama setelah dihubungkan dengan sederet lagu hits Dhani yang diduga mirip karya musisi internasional.
Beberapa contoh yang ramai dibahas netizen:
- “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada” (Ahmad Dhani ft. Chrisye) vs “Tears Never Dry” (Stephen Simmonds)
- “Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia” (Dewa 19) vs “Follow Me” (Chris Norman)
- “Cinta Mati II” (Mulan Jameela) vs “Real Life” (Sergio Mendes)
- “Arjuna” (Dewa 19) vs “Insensatez” (Tom Jobim)
Rayen Pono, yang sedang berseteru dengan Dhani karena masalah perubahan nama marga “Pono” menjadi “Porno”, tak menyia-nyiakan momentum ini.
Ia mengecam Dhani dengan menyebut pembelian lisensi lagu luar—seperti yang diakui Maia Estianty untuk lagu “Do You Believe in Love”—sebagai bukti “minimnya skill dan originalitas”. “Mau beli secara resmi sekalipun, tetap aja ini namanya nggak kreatif,” tulis Rayen.
Dhani tak tinggal diam. Ia membalas dengan unggahan cover album kompilasi yang mencantumkan namanya bersama Stephen Simmonds sebagai pencipta “Jika Surga dan Neraka…”, disertai sindiran “Kurang minat baca ciri IQ 78”. Rayen balas mencibir: “Bikin lagu cuma ganti lirik, anak SMA juga bisa. Pake AI sekarang lebih gampang, bro!”
Babak Baru: Saling Ungkap “Skandal”
Konflik makin panas ketika Dhani mengklaim Rayen juga pernah memakai beat produksi indie tanpa izin di tahun 2020. “Jangan sok suci, lo sendiri nggak bersih,” tulisnya.
Rayen langsung membantah dengan memamerkan dokumen kontrak pembelian beat tersebut. “Ini legal. Lo aja yang hobi jiplak lalu klaim sebagai karya sendiri!”
Netizen pun ramai membandingkan kasus ini dengan tuduhan plagiarisme musisi lain, seperti Noah (vs Coldplay), Agnez Mo (vs Beyoncé), atau Tulus yang pernah diduga mirip lagu luar.
Sementara itu, Bimo—yang jadi pemicu awal—akhirnya klarifikasi di podcast “Endus Musik”: “Saya nggak spesifik nyindir Dhani. Tapi industri musik kita emang banyak yang terinspirasi sampai hampir mirip banget. Harusnya lebih kreatif!”
Gencatan Senjata atau Lanjut Perang?
Kabarnya, keduanya sempat berkomunikasi via DM, tapi belum ada tanda-tanda damai. Rayen masih sesekali memposting video kompilasi lagu Dhani yang mirip karya luar, termasuk “Roman Picisan” (vs “More Than Words” Extreme) dan “Pangeran Cinta” (vs “Love of a Lifetime” Firehouse).