Past Continuous

Oleh: Rifki Aswan

Past Continuous merupakan istilah kebahasaan yang sangat lumrah kita dengarkan. Hal ini menunjukkan struktur kalimat masa lampau yang berlangsung hingga saat ini. Istilah ini kemudian dikontekstualisasikan sebagai tema pameran tunggal Andi Acho Mallaena.

Tema ini tidak dipilih secara asal, kami mendiskusikan secara mendalam terkait gagasan penciptaan, ide, emosi dan aktualitas kehidupan yang dijalani Acho yang termanifestasi dalam kesatuan tatanan visual dan ekspresi karya-karya yang dipamerkan.

Acho menyampaikan bahwa karya-karya yang dipamerkan kali ini menggambarkan tentang urban mythology. Sebuah penghayatan terhadap imanensi pemikiran masyarakat super cerdas saat ini yang sangat kontras dengan perkembangan pengetahuan. Acho melihat bagaimana mitos-mitos bertahan melintasi zaman, menjelma sebagai budaya populer dan menjadi simbol-simbol fetish yang meresap sebagai tatanan nilai yang dianut manusia.

Acho meminjam zodiak sebagai idiom untuk mewujudkan gagasan kekaryaannya mewakili urban mithlogy populer. Zodiak yang merupakan sebuah astrologi kepercayaan Yunani kuno, hingga saat ini dirasakan sangat relevan bagi beberapa kalangan untuk merepresentasikan karakter, meramalkan nasib, keberuntungan dan kehidupan percintaannya.

Namun kedalamannya tidak hanya sampai pada tekstualitas karyanya saja. Analisis metatekstual pada seri karya ini merekam jejak peradaban yang terpengaruh konstalasi teknologi dan media integratif dalam masyarakat digital Indonesia saat ini. Ada problema ruang dan waktu yang diretas. Jarak telah dilipat dan masa lampau telah diakuisisi masa kini melalui representasi digital.

Hal ini dapat tergambarkan dari pemilihan dua gaya visual yang sangat kontras, antara natualisme anatomis patung Yunani kuno dan street art style yang kerap ditemukan dalam ruang urban saat ini. Kita dapat menyaksikan bagaimana gaya street art mengakuisisi dimensi plastis wujud naturalis malaikat kecil pada lukisan-lukisan Acho. Seolah-olah mengekspansi secara sporadis dan mengakuisisi jejak masa pada penggayaan naturalistiknya.

Lukisan yang dipamerkan kali ini dapat merepresentasikan realitas sosial humaniora yang dijalani Andi Acho Mallaena. Di balik proses kreatif penciptaannya, terdapat jejak-jejak kesadaran dalam menangkap fenomena simbolisme mitis yang bertahan dalam ruang urban dan ditengah masyarakat super cerdas (society 5.0).

Seri lukisan ini dapat memperlihatkan adanya arketipe pemikiran primitif yang selalu hadir di setiap peradaban manusia, bahkan ditengah perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat di era integrasi dunia nyata dan maya saat ini.

Sejatinya seni adalah sebuah jalan untuk menyempurna. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh seniman sendiri sebagai kreator. Sebagai pengamat, kita juga dapat membangun keutuhan diri melalui proses apresiasi, penghayatan dan kontemplasi.

Destinasi Terbaik Wisata di Indonesia

DestinAsian Umumkan Pemenang dari Poling Readers’ Choice Awards 2024 Majalah DestinAsian sekali lagi mengumumkan hasil...

Vasaka Hotel Jakarta Sinergi Berbagi di Ramadhan

Tepat pada 23 Maret 2024, Vasaka Hotel Jakarta managed by Dafam menyelenggarakan acara buka...

Program Stiker Drive-Thru Pertama Starbucks di Indonesia

Meriahkan Ramadan Starbucks mengusung tema "A Cup of Kindness" pada Ramadan tahun ini dengan...

- A word from our sponsor -