Gotong Royong dalam Tradisi Ogoh-Ogoh di Desa Beraban
Hari Raya Nyepi bukan hanya momen refleksi spiritual bagi umat Hindu di Bali, tetapi juga perayaan budaya yang mempererat ikatan sosial. Tahun ini, Nuanu Creative City melalui Nuanu Social Fund bekerja sama dengan Karang Taruna GAPERA dalam mendukung pembuatan Ogoh-Ogoh di 13 Banjar di Desa Beraban.
Melalui donasi sebesar Rp 61.050.000, Nuanu turut membiayai bahan, dokumentasi, dan konsumsi bagi komunitas yang terlibat. Kolaborasi ini berpuncak pada Parade Pengerupukan Ogoh-Ogoh di Lapangan Umum Desa Beraban pada 28 Maret 2025, malam sebelum Nyepi.
Makna Filosofis di Balik Ogoh-Ogoh
Ogoh-Ogoh merupakan simbol Bhuta Kala, kekuatan negatif yang harus dinetralisir agar keseimbangan alam tetap terjaga. Setiap Banjar di Desa Beraban menciptakan Ogoh-Ogoh dengan tema unik, melambangkan berbagai aspek kehidupan dan filosofi Hindu.
Beberapa karya menarik tahun ini meliputi:
Sakshi Lila Maya (Banjar Batugaing Kaja) – Sosok Dewi sebagai saksi perubahan zaman, mengingatkan manusia akan keseimbangan spiritual.
Catur Datu (Banjar Beraban) – Representasi empat elemen kehidupan: Api, Air, Tanah, dan Udara, sebagai simbol keseimbangan alam.
Bima Kroda (Banjar Enjung Pura) – Manifestasi amarah Bima, sang Pandawa, dalam melawan kejahatan.
Narakasura Raja (Banjar Dukuh) – Simbol kejahatan dalam mitologi Hindu yang dikalahkan oleh Sri Krishna.
Dadong Guliang (Banjar Batan Buah) – Sosok mistis dalam cerita rakyat Bali yang merepresentasikan kekuatan magis leluhur.

Nuanu: Merajut Budaya dalam Komunitas Global
Nuanu Creative City percaya bahwa budaya Bali memiliki daya tarik yang melampaui batas geografis. Ida Ayu Astari Prada, Brand & Communications Director Nuanu, menegaskan bahwa keterlibatan ini bukan sekadar apresiasi seni, tetapi juga cara membangun pemahaman dan rasa memiliki terhadap warisan budaya Bali.