Menumbuh-kembangkan Bawahan

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob

Masih ingat ketika kecil kita sering kali ditanyakan kalau sudah besar mau jadi apa? Ada yang mengatakan ingin menjadi petugas pemadam kebakaran. Banyak juga yang menjawab ingin menjadi dokter.

Ambisi seorang anak bisa saja terpelihara sampai masa dewasa sebelum ia menemukan hal-hal lain yang dapat membelokkan cita-citanya. Baik itu kenyataan yang tidak sesuai dengan bayangannya maupun hal lain yang lebih menarik sehingga ia mengalihkan tujuan kariernya.

Bekerja adalah salah satu cara manusia mewujudkan makna hidup sehingga pikiran tentang pekerjaannya sering menjadi fokus kita. Apakah ini profesi yang ingin saya jalani? Bagaimana saya bisa mengembangkan karier lebih lanjut? Apakah saya akan mengambil pendidikan lebih lanjut?

Sebagai people manager, sadarkah kita bahwa setiap anggota tim menyimpan pertanyaan-pertanyaan ini? Sebagai employer, atasan, ataupun profesional di departemen human capital, kitalah pihak yang perlu membantu bawahan melalui bimbingan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan ini agar motivasi mereka dalam bekerja tetap terjaga.

Bentuk baru pengembangan karier

Dua dekade yang lalu pengembangan karier sering digambarkan sebagai pendakian penggolongan kepangkatan atau tangga karier. Sementara dengan kondisi saat ini ketika organisasi menjadi semakin datar melebar serta disrupsi yang mengharuskan perusahaan mengganti peran para manajernya, tangga karier sering sulit digunakan lagi.

Jalur karier tidak lagi statis sehingga fokus pengembangan saat ini lebih banyak mengarah pada continuous learning. Mereka yang ingin mencapai jabatan yang lebih tinggi harus mengembangkan keterampilannya.

Pengembangan keterampilan pun perlu memperhatikan keseimbangan antara keterampilan teknis dan nonteknis. Sembari memperhatikan kondisi-kondisi adanya kontributor individu yang bisa jadi memang mentok pada tahapan tertentu, tetapi tetap memiliki kontribusi yang sangat berharga bagi organisasi.

Pengembangan karier karyawan adalah usaha bahu-membahu antara para karyawan dengan organisasi dan atasannya.

Dengan maraknya persaingan di pasar tenaga kerja, kita dapat melihat bahwa loyalitas pada perusahaan kian meluntur dan individu lebih berani mencari kesempatan di luar perusahaan yang memang dapat memenuhi kebutuhannya.

Para profesional human capital karenanya juga harus semakin memikirkan employability organisasi dan mengembangkan kreativitasnya dalam menyusun program-program pengembangan.

Sudah terbukti bahwa perusahaan yang mengembangkan karyawannya dengan serius memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencetak keuntungan.

Tasrih Ketakutan dari Joko Anwar

Resensi Film Siksa Kubur Oleh Akmal Nasery Basral Mengisi libur Idul Fitri dengan film horor di...

15 Gerai Starbucks Tercantik yang Layak Dikunjungi Selama Liburan

Libur Lebaran adalah saat yang spesial untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun,...

Embark on a Blissful Eid al-Fitr Getaway with Le Méridien Jakarta’s Family-Friendly Package

As the joyous occasion of Eid al-Fitr approaches, Le Meridien Jakarta is thrilled to announce...

- A word from our sponsor -