Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Adam Neumann, pendiri dan mantan CEO WeWork, sebuah perusahaan yang mengubah wajah industri penyewaan ruang kantor dengan konsep coworking space yang modern dan fleksibel. Neumann dikenal sebagai sosok yang karismatik dan visioner dengan kemampuan luar biasa untuk memikat dan menginspirasi karyawan, investor, dan mitra bisnis.
Ia sering berbicara tentang misinya “mengubah dunia” dan bagaimana WeWork akan menjadi lebih dari sekadar perusahaan penyewaan ruang kantor biasa, melainkan sebagai sebuah “komunitas global” yang akan merevolusi cara orang bekerja dan hidup.
Masayoshi Son, CEO SoftBank, yang menjadi salah satu investor terbesar WeWork, pernah berkata, “Adam adalah seorang visioner. Dia mampu melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain, dan memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain tentang visinya. Saya melihat dia sebagai seseorang yang bisa membawa perubahan besar.” Rana Yared, mantan direktur pelaksana di Goldman Sachs pun berpendapat yang sama.
Membangun tim berdasar visi
Ketika membangun timnya, Neumann sangat selektif dalam merekrut anggota tim awal WeWork. Neumann percaya bahwa nilai dan budaya perusahaan sangat penting, dan dia ingin timnya dipenuhi oleh mereka yang benar-benar percaya pada misi WeWork. Kantor-kantor WeWork dirancang dengan elemen yang mencerminkan kreativitas dan kolaborasi.
Dia ingin timnya merasa termotivasi setiap hari dan bahwa tempat kerja adalah ruang bagi ide-ide bisa tumbuh dan berkembang.
WeWork tumbuh dengan cepat, mencatatkan diri sebagai salah satu unicorn paling berharga di dunia yang memiliki valuasi hampir 47 miliar dollar AS pada puncaknya di pertengahan 2019.
Memudarnya corporate governance
Namun, seiring pertumbuhan yang pesat ini, WeWork juga digambarkan sebagai perusahaan dengan struktur kekuasaan yang sangat terpusat di tangan CEO. Neumann sering kali membuat keputusan besar tanpa berkonsultasi dengan tim manajemen atau dewan direksi, menciptakan lingkungan dengan transparansi dan akuntabilitas yang minim.