Manusiawi dalam Pengembangan SDM

Pendekatan yang humanis berarti membuat sambung rasa antara karyawan dengan organisasi benar-benar bisa terbangun. Dalam model bekerja hibrida yang dilakukan banyak organisasi, kegiatan-kegiatan tatap muka secara luring perlu dipastikan tetap terjadi. Baik dalam negosiasi, proses onboarding, brainstorming mengenai inovasi, maupun kegiatan coaching dan mentoring.

Melalui pendekatan luring one on one seperti ini, para praktisi SDM bisa mendapatkan insight yang lebih kuat mengenai kondisi tenaga kerjanya sehingga mereka dapat memiliki kesempatan untuk mengenali kapabilitas setiap individu dengan lebih tajam. “HR will have no real impact if we do not know our people.”

Dalam perubahan yang cepat ini, kita perlu menerima bahwa sikap mental agile harus menjadi kultur organisasi. Artinya, dalam proses pengambilan keputusan, sebaiknya tidak hanya bergantung kepada para senior. Kita pun perlu lebih memberdayakan para bawahan agar mereka pun dapat mengambil keputusan berkualitas sesuai misi organisasi.

Dengan pendekatan yang humanis, pemimpin akan lebih mudah mengenali para hidden stars di antara anak buahnya, mereka yang perlu lebih kuat ditempa perkembangannya.

Membawa diri secara utuh ke tempat kerja

Sudah banyak keluhan mengenai sense of belonging yang terbatas pada individu di tempat kerja. Apalagi pada masa sekarang dengan 70 persen tenaga kerja adalah para milenial dan generasi-generasi lain di bawahnya. 

Tidak pelak lagi, para praktisi pengembangan SDM melihat perlunya untuk lebih cepat melakukan transformasi sistem manajemen talenta yang mekanistis menjadi lebih employee experience dengan cara yang lebih dinamis.

Engagement yang selama ini kita ukur melalui riset karyawan pun ternyata sudah tidak cukup. Kita perlu mempertanyakan respek organisasi terhadap perbedaan individual sekaligus tetap waspada terhadap perubahan yang selalu terjadi.

Inilah saatnya untuk menanamkan konsep well-being dalam diri kita masing-masing sambil berdiskusi mengenai sense of purpose yang dimiliki tiap individu, agar kohesi benar-benar bisa tercapai dengan lebih cepat.

“If we really want the best in the field, we need to know what they actually want. If every employee feels discernibly better about their work, that really will deliver higher performance for clients and employers overall.”

Pejabat PSDM sebagai role model

Satu hal yang tetap perlu kita pegang adalah di tengah kemajuan teknologi sekalipun, manusia adalah aset paling berharga. Jadi, yang paling penting adalah diri kita sendiri dan manusia yang kita layani.

Tasrih Ketakutan dari Joko Anwar

Resensi Film Siksa Kubur Oleh Akmal Nasery Basral Mengisi libur Idul Fitri dengan film horor di...

15 Gerai Starbucks Tercantik yang Layak Dikunjungi Selama Liburan

Libur Lebaran adalah saat yang spesial untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun,...

Embark on a Blissful Eid al-Fitr Getaway with Le Méridien Jakarta’s Family-Friendly Package

As the joyous occasion of Eid al-Fitr approaches, Le Meridien Jakarta is thrilled to announce...

- A word from our sponsor -