π Resensi Buku: Jakarta After Dark: City of Sins & Dreams
Oleh Salma Kamila
Jakarta di malam hari seperti sahabat lama yang menunggu kamu untuk curhat. Nggak pernah benar-benar bersih dari rahasia, tapi selalu punya ruang untuk kesalahan kecil yang nanti kita tertawakan lagi.
Lewat Jakarta After Dark, Burhan Abe menulis kota ini dengan cara yang jarang ditemukan dalam artikel wisata atau cerita glamor. Di sini, Jakarta bukan cuma soal club hopping, cocktail cantik, atau deretan lampu kota yang instagenic.
Ini soal kita β tentang perempuan yang ingin sejenak melepas label, tertawa terlalu keras, menari dengan orang asing, lalu memutuskan pulang sebelum jatuh terlalu dalam.
Ada rasa bebas yang anehnya melegakan ketika malam datang. Kita bisa duduk di warung sate sambil masih pakai dress pesta, makan pakai tangan tanpa takut maskara luntur. Kita bisa ngobrol intim dengan sahabat, membuka luka lama, sambil menertawakan betapa dramanya kita soal cinta.

Download di SINI ya.
Yang paling menarik dari buku ini adalah caranya menyorot Jakarta malam dari sudut yang manusiawi. Bahwa di balik semua lampu neon dan gelas-gelas tequila itu, ada perempuan yang patah hati tapi masih percaya sama cinta, ada yang baru merayakan promosi kerja lalu ingin traktir dirinya sendiri dengan satu malam nakal, atau yang cuma mau merasa cantik tanpa harus mikir besok.
Buku ini seperti mengajak kita bilang: βHey, itβs okay. Kadang kamu nggak harus kuat terus, nggak harus selalu sempurna. Malam Jakarta akan simpan rahasiamu.β
Kalau kamu pernah merasa butuh sedikit pelarian, sedikit keberanian, atau sekadar ingin tahu kenapa kota ini begitu candu di malam hari, kamu wajib baca buku ini.
Download & rasakan sendiri di sini: Jakarta After Dark