Cetak Rekor Baru: EmasTembus USD $3.015 di Tengah Kekhawatiran Ekonomi AS

Harga emas terus mencatatkan lonjakan signifikan, mencapai rekor tertinggi di atas US$3.000 per troy ounce. Kenaikan harga ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi di Amerika Serikat.

Investor cenderung mencari aset yang lebih aman, seperti emas, untuk melindungi nilai investasi mereka dari potensi ketidakpastian ekonomi yang semakin besar. Kekuatan pasar emas juga dipicu oleh ketegangan global yang meningkat, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Pada Selasa, 18 Maret 2025, harga emas di pasar spot tercatat menguat 0,2% atau sekitar 6,1 poin, mencapai level US$3.006,7 per troy ounce pada pukul 10.41 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex mengalami kenaikan sebesar 0,31% ke level US$3.015,4 per troy ounce.

Kenaikan harga ini melanjutkan tren positif yang sudah terjadi pada hari Senin, di mana harga emas tercatat naik 0,6%. Faktor utama yang mendasari lonjakan harga ini adalah ketegangan geopolitik yang semakin memburuk, khususnya terkait eskalasi konflik di Gaza.

Serangan militer yang dilancarkan Israel terhadap Hamas di Gaza menjadi pemicu utama yang mempengaruhi pasar emas. Serangan tersebut berisiko menggagalkan gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya, yang dapat memperburuk ketegangan regional.

Laporan dari warga Palestina menyebutkan serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza, yang menambah ketidakpastian dan ketegangan di kawasan tersebut. Dalam situasi seperti ini, emas semakin dipandang sebagai aset yang aman, menarik minat investor untuk membeli lebih banyak emas sebagai perlindungan terhadap risiko geopolitik dan ekonomi.

Di sisi lain, investor juga mencerna data ekonomi terbaru dari AS yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan ritel pada Februari lebih rendah dari perkiraan. Hal ini turut menekan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun.

Penurunan imbal hasil obligasi ini menjadi katalis bagi kenaikan harga emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil bunga. Meskipun data tersebut mengindikasikan pelemahan belanja konsumen, tidak ada tanda-tanda perlambatan ekonomi yang signifikan.

Namun, ketidakpastian tetap menyelimuti pasar, karena sentimen konsumen terus memburuk dan risiko perang dagang semakin meningkat akibat kebijakan perdagangan agresif dari Presiden AS, Donald Trump.

Kondisi ini semakin menegaskan peran emas sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik lebih dari 14%, melanjutkan reli kuat dari 2024.

Cuisine Solutions Asia: Menyajikan Inovasi Rasa, Menaklukkan Pasar Asia

Setelah mencuri perhatian para maestro kuliner dalam perayaan International Sous Vide Day ke-8 di...

GUMI Sport Hadir Eksklusif di Shopee Mall

Langkah Baru Brand Sepatu Lari Lokal Menuju Panggung NasionalDalam lanskap gaya hidup urban masa...

Xiaomi Luncurkan Laporan ESG 2024: Teknologi Inklusif, Cantik untuk Bumi

Teknologi bukan hanya soal inovasi mutakhir dan kecanggihan futuristik—bagi Xiaomi, teknologi juga bisa menjadi...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here