Buku ini akan mengejutkan siapa pun — terutama Anda para wanita yang barangkali masih menganggap cerutu hanya “mainan pria.” Lewat Slow Burn, Burhan Abe membuka sisi lain dari cerutu yang tak hanya soal asap pekat atau ritual maskulin yang terkesan eksklusif, tetapi juga tentang keindahan melambat, membiarkan waktu mengalir perlahan, dan memberi diri Anda hak istimewa untuk menikmati momen kecil tanpa terburu-buru.
Dari kebun tembakau Jember yang eksotis, pabrik Taru Martani yang legendaris di Yogyakarta, hingga lounge mewah di Ritz-Carlton Jakarta dan The Apurva Kempinski Bali, buku ini mengajak Anda melancong dalam jejak cerutu yang mengejutkan kaya akan budaya, cita rasa, dan tentu saja gaya hidup.
Menariknya, buku ini juga memotret bagaimana tren cerutu kian inklusif — dengan semakin banyak wanita yang ikut larut dalam kenikmatan ritual slow smoking, baik sebagai penikmat rasa maupun sekadar memanjakan diri dengan suasana santai yang disuguhkan cigar lounge premium.

Donlod bukunya di SINI ya
Tak kalah menarik adalah bagaimana Slow Burn memotret cerutu sebagai simbol “me time” — memberi Anda alasan (dan pembenaran kecil yang manis) untuk mengambil jeda dari rutinitas super padat, menepi di sudut kafe atau lounge, memesan segelas sparkling water, koktail ringan, atau secangkir espresso, lalu benar-benar menikmati percakapan, musik, dan waktu berkualitas untuk diri sendiri.
Jadi, jika Anda penasaran bagaimana cerutu bisa menjadi gaya hidup yang semakin ramah untuk siapa saja, serta bagaimana para perempuan modern diam-diam juga mulai menemukan daya tariknya, buku ini layak Anda simpan — sebagai inspirasi, atau bahkan petualangan rasa baru yang bisa Anda coba bersama sahabat, pasangan, atau sendirian sekalipun. (Liza Ananta)
🌸Unduh & baca selengkapnya: Slow Burn, Cerutu dalam Ritme Hidup Modern
Temukan bagaimana cerutu ternyata bukan hanya tentang lelaki, asap, dan gengsi — tapi tentang menikmati waktu, merayakan diri, dan menata hidup lebih pelan dengan cara yang paling elegan. (*)