Bismillah dan Beelzebub dalam ‘Bohemian Rhapsody’ Freddy Mercury

Bagian opera berakhir, dan segmen rock dimulai. Iblis, yang marah atas pengkhianatan Freddie yang tidak menghormati perjanjian, mencemoohnya:

“Jadi kau pikir kau bisa melempar batu ke arahku dan meludahi wajahku? Jadi kau pikir kau bisa mencintaiku lalu meninggalkanku mati?”

Sangat menarik melihat bagaimana Sang Pangeran Neraka (Belzeebub dalam tradisi Yahudi-Kristen, tapi juga ada bayang-bayang Ahriman, tuhan jahat dalam agama Zoroaster, yang muncul di tanah Persia, latar-belakang keluarga Freddie), tampak tak berdaya di hadapan kehendak bebas manusia, pertobatan, dan cinta.

Setelah kalah dalam pertempuran, iblis pun pergi, mengantarkan ke babak terakhir atau coda.

Lagu ini mengakhiri perjalanan spiritual Freddie, menggambarkan pertarungan antara hidup dan mati, kebaikan dan kejahatan, serta ketidakpastian akan kehidupan setelah kematian. Inilah mengapa “Bohemian Rhapsody” tetap menjadi mahakarya yang tak terlupakan dalam sejarah musik.

Puiuhan tahun setelah saya mendengarnya pertama kali di bangku SMP, magnum opus ini masih memaksa saya menyimak, tak mungkin menyikapinya dengan easy listening — dan tetap tercekam.

Selamat ulang tahun ke-50, “Bohemian Rhapsody”! (*)

Coach Coffee Shop Resmi Hadir di Jakarta Premium Outlets

Gerai Kedua di Indonesia Ini Tawarkan Menu Eksklusif yang Bakal Bikin Kamu Serasa Brunch...

ArtMoments Jakarta 2025: Merayakan Pemulihan di Babak Baru yang Penuh Percaya Diri

Memasuki dekade baru seni kontemporer Indonesia, ArtMoments Jakarta kembali hadir dengan energi segar. Diadakan...

Chronospira: Merayakan Cinta, Waktu, dan Luka Bersama Cerita Films & Artotel Wanderlust

Ketika seni, film, dan emosi berkolaborasi, lahirlah pengalaman yang jauh melampaui layar.Cerita Films dan...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here