Oleh Farid Gaban
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, pengusaha asal Amerika Serikat (AS) Bill Gates akan berkunjung ke Indonesia dan menemuinya pada 7 Mei 2025.
Dengan nada bangga Presiden Prabowo mengatakan, Bill Gates akan menyatakan dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Relevan dengan itu, Gates-Prabowo kemungkinan besar juga akan membicarakan kerjasama dalam bidang pangan dan pertanian.
Pada akhir pemerintahan Jokowi, Indonesia juga sempat mengungkapkan kemungkinan kerjasama dengan Gates Foundation dalam program food estate, berkat pengalaman Gates di Afrika.
Selama ini, Gates Foundation mempromosikan AGRA (Alliance for a Green Revolution in Africa), sebuah “revolusi pertanian” dengan tujuan mulia mengentaskan kemiskinan serta menjamin keamanan pangan (food security) di benua itu.
Namun, program AGRA telah luas dikritik oleh lembaga masyarakat dan praktisi pertanian. Gates Foundation dituduh sedang memicu “revolusi hijau kedua” yang sama merusaknya dengan yang pertama.
Bekerjasama dengan perusahaan multinasional pertanian seperti Monsanto/Bayer, Gates mendorong ketergantungan petani terhadap benih GMO (genetically modified organism) yang diproduksi korporat besar.
Lebih dari itu, “revolusi pertanian ala Bill Gates” juga dinilai akan merusak dunia pertanian dan kesehatan pangan lebih jauh lagi. Monsanto, yang memproduksi obat herbisida Round-Up, adalah pemain lama dalam revolusi hijau pertama (sejak 1970-an).
Pemakaian obat kimia pabrikan ala Monsanto tak hanya merusak tanah dan ekosistem pertanian tapi juga meninggalkan residu zat pemicu kanker yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Produk Monsato, baik benih GMO maupun obat beracun, sudah ditolak di banyak negara. Namun, di Indonesia, Monsanto justru diterima dengan karpet merah.
Pada 2015, Pemerintahan Jokowi meresmikan kerjasama antara Mosanto, sebagai pemasok benih dan obat, dengan Bank BRI, sebagai pemberi kredit petani. Dengan itu, pemerintah pada dasarnya memberi fasilitas subsidi kepada Monsanto untuk merusak pertanian Indonesia.
Kebijakan seperti itu tidak dikoreksi sampai sekarang. Dan hari-hari ini, kita akan melihat di mana pemihakan Presiden Prabowo, apakah akan benar-benar membela petani dan dunia pertanian Indonesia atau cuma sekadar kagum kepada orang asing seperti Bill Gates.
BAHAN BACAAN: