Dituduh tanpa bukti, ditinggalkan dalam kesulitan, dan kini berjuang dari luar negeri demi buah hatinya.
Kasmayuni, atau yang akrab disapa Yuni, tak pernah menyangka bahwa sebuah kepercayaan yang ia berikan akan berubah menjadi titik balik paling menyakitkan dalam hidupnya. Sebagai pengelola arisan dan pebisnis berlian yang telah dikenal luas di Jabodetabek selama lebih dari 12 tahun, Yuni kini harus menghadapi tudingan hukum, kerugian finansial, dan tekanan sosial yang datang bertubi-tubi.
“Selama ini saya dikenal karena komitmen dan kejujuran. Tapi sekarang saya harus membuktikan lagi siapa saya sebenarnya,” tuturnya lirih dari New York, tempat ia kini bekerja demi buah hatinya.
Dari Mitra Menjadi Masalah
Semua bermula pada 2021, ketika Rea Wiradinata—anggota arisan dan pembeli berlian—mendekati Yuni dengan tawaran program investasi. Kedekatan mereka semakin intens, hingga Rea meminta izin untuk menawarkan investasinya kepada para anggota arisan Yuni. Salah satunya adalah Julifah alias Jupe.
Yuni tidak pernah menawarkan investasi itu secara langsung. Ia hanya menjalankan arahan Rea untuk menerima dana dari Julifah dan menyetorkannya ke rekening yang ditunjuk Rea.
Namun, ketika keuntungan investasi yang dijanjikan tak kunjung cair dan dana tak bisa ditarik, Yuni menjadi pihak yang dilaporkan ke polisi atas tuduhan penipuan.
“Saya hanya menjembatani. Dana tidak saya tahan atau selewengkan. Saya punya bukti aliran dana dan percakapan saya dengan Rea,” jelas Yuni.
Rea Tak Tersentuh, Yuni Jadi Tersangka
Padahal, menurut keterangan Yuni dan bukti-bukti yang dimilikinya, Rea seharusnya menjadi pihak yang bertanggung jawab. Rekaman suara, tangkapan layar pesan WhatsApp, hingga bukti transfer dana telah diserahkan. Namun hingga kini, laporan terhadap Rea tidak kunjung diproses, sementara Yuni justru ditetapkan sebagai tersangka.
“Saya ingin keadilan ditegakkan. Saya bukan pelaku, tapi korban. Tapi mengapa hanya saya yang dijadikan tersangka?” ujar Yuni.